Title : I’m Trapped
Author : Vera SHE.
Main cast :
- Henry Lau [Super Junior]
- Han Hyoeun [OC]
Length : Ficlet
Genre : Sad, romance
Rating : PG-13
Dipost juga di blog pribadi ( http://cafeteriasweet.wordpress.com/2013/06/15/ficlet-im-trapped/ )
Aku terjebak dalam perangkap cinta buta yang menyisakan tangisan pahit kehidupan – Henry
Nan nareul irheoga neo eobsin naui
ireum jocha gieogi anha
Ijen ne aneseo nareul nohajugenni nohajugenni
I’m trapped oh~
I’m trapped oh~
.
.
Matahari pagi mulai menunjukkan langkahnya. Cahayanya yang terang menyinari awan-awan putih yang bergerak di langit biru yang membentang luas. Dedaunan yang melekat pada dahan pohon melambai-lambai karena dihembuskan oleh napas angin.
Daun-daun kering yang sedari tadi melekat pada ranting pohon terlepas dan terbang bebas mengikuti arah angin. Sebuah jendela dibiarkan terbuka lebar. Udara dingin awal musim gugur pun menyelinap masuk ke rumah melalui jendela itu.
Sehelai daun kering tipis yang berwarna kekuningan terbang kemudian jatuh ke atas tuts sebuah piano. Ruangan yang luas dilengkapi dengan pajangan dinding dengan bingkai kayu. Cat dindingnya berwarna putih bersih, begitu pula keramik di lantainya. Sebuah rak buku besar tersusun rapi di sudut ruangan.
Sebuah piano besar terletak di tengah ruangan. Henry, lelaki berkulit putih itu memejamkan matanya. Ia duduk di sebuah kursi dengan jari jemarinya yang menekan tuts-tuts piano, menghasilkan alunan musik yang indah. Ia begitu menikmati musik yang ia mainkan seolah jiwanya pun ikut terhanyut dalam alunan merdu suara piano itu.
Seorang gadis muda melangkah perlahan mendekati Henry. Ia memakai dress berwarna krem dengan motif bunga. Rambutnya dibiarkan terurai. Helaian rambutnya terbang karena diterpa angin sepoi. Ia tersenyum simpul menatap punggung laki-laki itu. Gadis itu sedikit mendekat lalu menjulurkan tangannya yang lembut, menyentuh jari-jari Henry yang putih.
Henry menghentikan permainan pianonya. Ia menoleh ke arah gadis yang baru saja duduk di sampingnya.
“Hyoeun?” Henry sedikit terkejut dengan keberadaan gadis itu. Hyoeun tersenyum tipis. Tangannya yang lembut menggenggam jari-jari Henry kemudian mengelusnya perlahan.
“Lama-lama, jarimu bisa letih.” Hyoeun menarik kedua ujung bibirnya membentuk sebuah lengkung senyuman.
Henry menatap kedua mata coklat Hyoeun. Sepasang mata yang mencerminkan suatu kelembutan. Sepasang mata itu membuat dirinya jatuh hati pada gadis anggun ini. Wajahnya yang cantik, hidungnya yang mungil serta bibirnya yang merah merona. Semuanya tampak sempurna di mata Henry. Seolah-olah, Hyoeun memiliki suatu mantra cinta yang membuat Henry bertekuk lutut di hadapannya.
Henry. Ia terjebak dalam cinta buta yang menguasai dirinya. Hyoeun sudah menjadi bagian dari hidupnya. Ia tak akan mudah melupakan gadis itu. Tanpa dirinya, Henry pun merasa hampa…
***
Awan-awan putih bergerak kemudian berkumpul menjadi satu. Semakin lama warnanya menjadi abu-abu gelap. Angin kencang berhembus menerpa dedaunan pohon. Rintik-rintik air hujan mulai turun dari langit membasahi muka bumi. Sekejap, rintik-rintik itu berubah menjadi hujan deras.
Tanpa mempedulikan keadaan di luar sana, Henry yang memakai kemeja putih berlengan panjang itu tetap memainkan piano. Ia mengeluarkan sedikit tenaga untuk menekan tuts-tuts piano. Ia berusaha melampiaskan segala yang ia alami pada hari itu.
Lelaki itu merasa sedih. Ia ingin marah. Ia ingin menangis histeris namun semua rasa itu dipendamnya. Hatinya semakin perih tatkala dalam benaknya kembali terbayang gadis itu. Hyoeun. Gadis yang selama ini ia kagumi. Gadis yang selama ini ia cintai dengan sepenuh hati telah pergi meninggalkannya.
Bertahun-tahun rasa cinta itu bersemayam dalam hatinya. Cinta yang terlalu besar untuknya. Namun, besarnya rasa cinta itu membuat hati Henry merasa terkoyak. Hyoeun tak akan pernah kembali lagi ke sisinya.
Mengingat kisah indah ketika bersama dengan Hyoeun membuat hatinya semakin terluka. Bagaimana tidak? Hyoeun yang selama ini ia cintai telah bersama dengan seorang gadis kecil yang memanggilnya dengan sebutan “Ibu”. Ia telah bahagia bersama orang lain. Hal itu membuat Henry bertanya-tanya dalam hati, Kenapa bukan aku?
Dalam sekali gerakan, Henry menekan tuts piano dengan kesepuluh jari tangannya dengan keras. Dadanya naik turun mengatur napas sesak yang memenuhi rongga paru-parunya. Kakinya seakan lemas tak berdaya. Ia pun terjatuh ke lantai. Dipandangnya lantai mengkilat berwarna putih itu. Setetes air mata jatuh mengenai permukaan lantai ubin itu.
Di dunia ini, masih banyak gadis yang bisa membuat dirinya merasa bahagia. Masih ada kesempatan kedua untuk mencari kekasih hati. Tetapi, Henry terlalu mencintai Hyoeun. Hidup tanpanya bagai makan tanpa garam. Hampa.
Lelaki itu terlanjur terjebak dalam lubang cintanya. Ia terperangkap dan tak bisa keluar lagi. Walau hatinya ingin, tapi setiap melihat ke bawah, perasaan itu kembali muncul. Cinta yang tak terbalaskan yang menyisakan goresan luka di hati. Cinta buta itu telah membuatnya terjebak dalam tangisan pahit kehidupan.
.
.
END