Omma, Where’s Appa? (Part 7 end)

WHERE

Author                  : PinKyu

Title                       : Omma, Where’s Appa? (Part 7 end)

Genre                   : Family, Romance

Type                      : Chaptered

Rating                   : PG +16

Main Cast            : Cho KyuHyun, Kim Hyun Ji (oc), Ju Kyu (oc)

Other Cast         : Song Joong Ki, Park Hye Ra

Disclaimer           : FF ini punyaku, hasil dari imajinasi yang ada dalam otakku J . Ini FF kedua yang aku buat.

N/B                        :

Typo! #Maklumi

Annyeong reader. Akhirnya ff ini sudah sampai part akhirnya. Semoga tidak mengecewakan!

 

 

***

 

5 Tahun kemudian…

 

Kyu Hyun pov

 

Lima tahun sudah Hyun Ji meninggalkanku. Meninggalkan sejuta kenangan yang masih terukir jelas dihatiku. Aku tak dapat melupakannya. Lima tahun aku merasa kehampaan didalam hidupku.

 

Sudah banyak kali aku mendengar orang-orang yang menyebutku ‘namja dingin’, aku tak perduli dengan ucapan mereka.

 

Keluargaku juga mungkin sudah bosan menesehatiku untuk tidak bekerja terlalu keras, memang sekarang aku menjadi pekerja keras. Aku seperti ini agar supaya mengalihkan pikiranku yang selalu melayang jauh memikirkan Hyun Ji, yeoja yang sangat kucintai. Berulang kali keluargaku menesehatiku untuk mencari pengganti Hyun Ji. Setiap mendengar itu aku akan berseteru dengan mereka. Menurutku tak ada yang bisa menggantikan Hyun Ji-ku. Tak ada seorangpun.

 

Ini semua gara-gara yeoja brengsek itu.

 

>>

Flashback..

 

 

Ah akhirnya rapat ini berjalan dengan lancar.

 

“Tuan Cho bagaimana kalau kita makan siang bersama” tawar Tuan Kang rekan bisnisku.

 

“Ah, baiklah Tuan Kim” mau tak mau aku menyetujui ajakan Tuan Kang, dia adalah rekan bisnis yang sangat berpengaruh bagi perusahanku.

 

Semoga Hyun Ji sudah makan. Aku khawatir karena kali ini tak dapat membawanya makanan.

 

 

Setelah aku bergelut dengan pekerjaan kantorku selama berjam-jam. Tibalah saat jam pulangku. Aku keluar dari ruanganku dan mendapati tempat sekertarisku -Chang Min- kosong.

 

Ah iya dia minta izin pulang tadi, karena ommanya masuk rumah sakit, aku hampir lupa.

 

Sambil berjalan kearah parkiran, aku mengecek handphoneku siapa tahu ada panggilan dari Hyun Ji. Sial! Sejak kapan handphoneku mati, aku lupa mencargernya.

 

Tanganku sudah bersiap membuka pintu mobilku, tapi terhenti karena ada yang memanggilku.

 

“Kyu Hyun oppa” aku menoleh dan mendapati Hye Ra berjalan kerahku.

 

“Wae?” sepertinya dia sudah tak marah padaku karena kejadian itu.

 

“Mmh, begini aku ingin mengajakmu menemaniku” aku baru akan menolak tapi dia sudah menyela.

 

“Anggap permintaan maafmu oppa, karena sudah membentakku waktu itu” aku berpikir sejenak, memang waktu itu aku sangat keterlaluan padanya. Baiklah anggap sebagai permintaan maafku.

 

“Baiklah” ucapku akhirnya membuat dia mengembangkan senyumnya.

 

Hye Ra mengajakku ke Club malam. Setelah sampai disana aku dan dia memesan vodka, aku ragu untuk meminumnya.

 

“Wae oppa, kau takut akan mabuk. Ck kau payah” telingaku tidak suka dengan ucapan merendahkan itu.

 

“Cih, siapa yang takut” aku meminum vodka itu sekali teguk.

 

Hye Ra menuangkan minuman kegelasku berulang kali, lama kelamaan kesadaranku berangsur hilang. Kemudian aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya.

 

Keesokan paginya, aku mendapati tubuhku terbaring diranjang kamarku. Dengan kepala yang agak pusing aku menuruni tangga menuju dapur, tenggorokanku sangat kering.

 

Aku mendengar suara alat masak didapurku. Apakah itu Hyun Ji?. Tumben dia meninggalkan Ju Kyu sendiri.

 

“YAK APA YANG KAU LAKUKAN DISINI” teriakku kepada seorang yang ada didapur.

 

“Aish Cho Kyu Hyun bisakah kau tidak berteriak, telingaku hampir tuli mendengar suara jelekmu itu” ucap Chang Min orang yang sedang memasak.

 

“Sedang apa kau disini hah?” ada apa dengannya pagi-pagi sudah ada dirumahku.

 

“Tentu saja membuatkan sarapan untuk suamiku” ucapnya membuatku muntah.

 

“Cih, menjijikan” dia tertawa, aku meneruskan langkahku mengambil minuman didalam kulkas. Ah segarnya!.

 

“Kaja, kita makan” ajaknya yang telah membawa masakannya ke meja makan. Aku mengikutinya dan duduk disamping.

 

“Apakah ini tidak beracun?”

 

Pletak!

 

“Yak, kenapa kau memukul kepalaku?” teriakku kesal. Apakah dia ingin dipecat, seenaknya memperlakukan atasannya seperti ini.

 

“Aku tidak mau menambah dosa, dengan membunuh setan sepertimu” ucapnya santai.

 

“Lagipula kau seharusnya berterima kasih kepadaku, bukannya berteriak-teriak. Kau sudah menyusahkanku semalam” lanjutnya.

 

“Memangnya apa yang terjadi semalam?” tanyaku bingung, aku tidak mengingat apa yang terjadi semalam.

 

“Aku yang membawamu sehingga sampai dirumahmu, tau. Kau tahu sangat tidak mudah merampasmu dari yeoja cantik itu” aku tahu kepada siapa panggilan ‘yeoja cantik’ itu.

 

“Memangnya kau melihatku dimana?”

 

“Aku melihatmu sedang duduk dan minum bersama yeoja cantik itu di club, dan setelah itu kulihat dia membopongmu keluar, aku mengikutimu keluar dan mencegahnya ketika dia hendak memasukanmu kedalam mobil. Kau tahu sangat susah untuk mengambilmu darinya, untung dia setengah mabuk, jadi aku bisa membawamu bersamaku” jelasnya panjang lebar. “Jadi mana ucapan terima kasihku?”

 

“Ck, dasar tidak tahu malu, untung kau tidak kupecat Sekertaris Shim”

 

“Yak, kenapa kau ingin memecatku. Apa salahku, seharusnya kau berhutang padaku” ucapnya tak terima.

 

“Cih, apakah ommamu dirawat di Club Malam? Bukankah tempat merawat orang sakit, dirumah sakit?” aku melihat dia menelan ludahnya, dan wajahnya?. Astaga wajah bodohnya itu sangat lucu.

 

“Hehe, aku kan butuh refreshing sekali-kali Kyu” ucapnya cengengesan. “Ah, apakah kau sudah bertemu istrimu?” tanyanya lagi.

 

“Isrtiku? Hyun Ji? Memangnya kenapa?” tanyaku penasaran. Memangnya ada apa dengan Hyun Ji?

 

“Katanya dia menelponmu tapi nomormu tidak aktif, makanya dia menelponku dan aku mengatakan kau sementara rapat, karena waktu itu kau memang sedang rapat”

 

“Jongmal?” Chang Min hanya mengangguk dengan makanan yang penuh dimulutnya. Ada hal pentingkah sehingga Hyun Ji menelponku?.

 

Aku akan pergi kerumah sakit sebentar, semoga tidak ada hal yang buruk menimpa mereka -Hyun Ji dan Ju Kyu-.

 

“Ah bicara soal Handphone. Apakah ini handphonemu? Aku menemukanya dijalan saat aku berusaha menarikmu dari dekapan Hye Ra” ujar Chang Min menyodorkan handphone yang aku tahu bukan handphoneku.

 

“Ani ini bukan handphoneku” ucapku membalik-balikan handphone ini.

 

“Jinjja? Tapi wallpaper-nya bukankah itu fotomu?” aku menyalakan handphone ini dan benar saja wallpaper-nya adalah fotoku.

 

“Sepertinya ini punya Hye Ra” gumamku.

 

“Ckck, dia sangat mencintaimu” ucap Chang Min yang mendengar gumamanku

 

“Kau menyukainya? Ambilah, aku sudah punya Hyun Ji” ucapku dan mulai mengotak-atik handphone Hye Ra.

 

“Ck, namja yang dia lihat hanya kau. Didalam mata, otak pikirannya hanya kau Cho Kyu Hyun, bagaimana bisa dia berpindah kepadaku?” ucap Chang Min yang mulai cemberut.

 

Aku melihat folder foto, dan mendapati banyak fotoku dan Hye Ra sewaktu kami pacaran dulu. Ternyata dia masih menyimpannya. Wah! Aku sangat tampan waktu semasa SMA. Aku baru menyadari itu. Hahaha!

 

Aku membuka kotak masuk, aku penasaran apakah tidak ada namja yang dekat dengannya. apakah benar yang Chang Min katakan kalau dimata, otak pikirannya hanya aku seorang.

 

Aku mulai membuka pesan paaling atas. Sepertinya aku mengenali nomor ini. Tunggu.., bukankah ini nomor Hyun Ji?.

 

*Ambil Kyu Hyun-mu kembali. Aku tidak butuh dia. Kalian sama-sama brengsek. Dan jangan pernah mengusik hidupku dan anakku*

 

Aku mencerna pesan yang kuduga sebagai pesan yang Hyun Ji kirim pada Hye Ra.

 

Segera aku beranjak menghubungi Hyun Ji dengan telpon rumah. Tapi sialnya nomornya tidak aktif. Aku pun berlari mengambil kunci mobilku dan secepat kilat (?) berlari keluar rumah. Chang Min berteriak memanggilku, tapi tidak ada waktu untuk menjawab panggilan Chang Min. Sekarang yang paling penting ketika aku sampai dirumah sakit ialah mendapati Hyun Ji yang duduk disamping Ju Kyu. Kumohon Tuhan, semoga tidak terjadi hal yang aku tak inginkan. Kumohon!.

 

Setelah sampai dirumah sakit aku memarkir mobilku asal dan segera berlari keruang dimana Ju Kyu dirawat.

 

Dengan hati yang berdebar aku membuka pintu kamar Ju Kyu.

 

Kosong!

 

Hanya satu kata yang bisa aku lukiskan. Ruangan ini sudah bersih, tidak ada barang-barang Ju Kyu maupun Hyun Ji. Secepatnya aku keluar dari ruangan ini dan bertanya kepada suster yang biasa merawat Ju Kyu. Suster itu bilang kalau Ju Kyu sudah dipindahkan, tetapi mereka tidak mau memberitahukan dipindahkan dimana. Aku merasakan sesak didadaku. Hyun Ji-ya kumohon jangan tinggalkan aku.

 

Aku pulang kerumah untuk mengecek satu hal. Sampai dirumah, sepertinya Chang Min sudah pulang tak ada tanda ada orang dirumah. Aku berlari kekamar kami –Aku dan Hyun Ji-. Kubuka lemari pakaian dan mendapati pakaian Hyun Ji kosong, tidak ada sehelaipun. Kuperhatikan kamarku, kenapa aku tak menyadarinya, semua barang-barang Hyun Ji tak ada.

 

Hyun Ji meninggalkanku. Orang yang sangat kucintai meninggalkan aku, membuat luka lebar dihatiku. Membuatku merasakan oksigen disekitarku berkurang. Aku tak sanggup kalau tidak ada Hyun Ji disampingku.

 

“AAAAAAAAAAA” aku berteriak menumpahkan segala sakit hatiku, tetapi kenapa hati ini tetap merasakan sakit. Aku begitu rapuh sekarang.

 

Aku. Seorang Cho Kyu Hyun, sekarang menangis!.

 

 

Flashback end..

 

 

***

 

Sebetulnya aku bingung kenapa Hyun Ji meninggalkanku waktu itu, tapi aku mengerti ketika mendapati fotoku dan ‘yeoja itu’ sedang berciuman dikirim kepada Hyun Ji. Aku betul-betul marah dan menemui Hye Ra, aku membentarknya mengeluarkan emosiku padanya sehingga dia menangis sejadi-jadinya, tapi aku tak peduli dan meninggalkannya. Setelah itu aku tak mengetahui bagaiman keadaan Hye Ra, dan aku juga tak ingin tahu.

 

Aku mencari Hyun Ji hampir seluruh korea selama 5 tahun, tapi aku tak menemukannya. Dia bagaikan hilang ditelan bumi. Aku sudah bertanya kepada orang tuanya tapi mereka bilang mereka tidak tahu dimana Hyun Ji. Karena aku tak percaya, sampai-sampai aku pergi kejepang dimana orang tuanya berada, tapi Hyun Ji benar-benar tidak ada.

 

 

BRAK!

 

Aku terkejut mendengar ruangan kerjaku terbuka dengan pintu yang berdentum sangat kencang. Lamunanku tentang Hyun Ji musnah sudah.

 

“Shim Chang Min, kau mau aku membunuhmu oeh?” aku mengucapkan dengan pelan berkesan dingin dan dengan tatapan tajamku.

 

“Ah, mianhe Kyu-ya. Aku hanya ingin memberitahukan kabar penting” ucapnya cepat, sepertinya dia habis berlari buktinya dia masih terengah-engah sampai sekarang.

 

“Kalau bukan hal yang penting, kau akan mati ditanganku sekertaris Shim” dia tersenyum, entah apa yang membuat dia tersenyum seperti itu.

 

“Tenang saja Tuan Cho, ini adalah kabar yang membuat kau melayang” aku hanya berdecak kesal mendengar ucapannya dan melanjutkan mentandatangani berkas dimeja kerjaku.

 

“Tidak usah bertele-tele, katakan saja cepat aku sangat sibuk sekarang” ucapku tanpa melihat kearahnya.

 

“Apakah kau tidak mau tahu dimana Ny.Cho?” tanyanya. Aish dia mau mempermainkanku.

 

“Ny.Cho? Omma sedang dirumah seperti biasa. Memangnya kenapa dengan omma. Ha?” aku mulai emosi dengan orang didepanku ini.

 

“Aish, bukan Ny.Cho ommamu babo. Tapi Ny.Cho ISTRIMU” ucapnya sambil menekankan kata ‘Istri’. Tunggu.. apakah tadi dia bilang istriku?. Hyun Ji?.

 

Segera aku berjalan menghadap Chang Min dan meletakkan kedua tanganku dibahunya.

 

“Hyun Ji? Dimana Hyun Ji-ku?” ucapku setengah berteriak, aku benar-benar sangat senang, dan ada rasa meledak-ledak didalam diriku, entahlah aku bingung mendeskripsikannya.

 

“Calm Down Kyu” ucapnya dan menyingkirkan tanganku dari bahunya.

 

“Ck, cepat katakan” aku benar sudah tidak sabar mendengar dimana Hyun Ji berada.

 

“Ada syaratnya”

 

“SHIM CHANG MIN KENAPA KAU BANYAK MAUNYA” aku berteriak cukup keras dimukanya. Tiba-tiba dia memelukku membuatku bingung.

 

“YAK, APA-APAAN KAU INI” dia melepaskan pelukannya dan tersenyum padaku. Ck apa makhluk dihadapanku sudah dirasuki setan?.

 

“Akhirnya Kyu kau kembali. Kau tahu aku sudah lama tak mendengar teriakanmu” ucapnya masih tersenyum. Ckck, apakah dia sudah tidak waras.

 

“Yah, dulu kau kesal mendengar teriakanku tapi sekarang malah senang” aku meletakan punggung tanganku didahinya, mengecek apakah dia demam. “ Kau tidak sakit”.

 

“Hahaha, Cho Kyu Hyun kau benar-benar lucu” dia mencubit pipiku.

 

“Yak berhenti. Sekarang dimana Hyun Ji. Cepat katakan” aku mulai ingat inti pembicaraan tadi. Tentang Hyun Ji-ku.

 

“Kan sudah kubilang ada syaratnya”

 

“Ck, cepat katakan syaratnya”

 

“Naikan gajiku 50%” ucapnya semangat.

 

“Mwo? 50%. Kau mau merampok hah?” dia benar-benar. Padahal gajinya sangat besar disini, apakah gaji sebesar itu belum cukup.

 

“Haah, sepertinya kau benar-benar tak menginginkan bertemu istrimu” ucapnya pura-pura sedih.

 

“Aish, baiklah 50%” aku melihat dia tersenyum bahagia.

 

“75%” tawanya lagi.

 

“YAK, KAU MAU KUPECAT HAH?” hah, kenapa aku mempunya sekertaris matre seperti ini.

 

“Hahaha, baiklah 50%. Ini semua ada dalam sini” ucapnya memberikan map yang mungkin informasi mengenai Hyun Ji.

 

“Dia di LA” aku mengambil dokumen itu, dan mulai membacanya.

 

“Aku pergi dulu Tuan Cho, dan jangan lupa naikan 50%” ucapan Chang Min sudah tak kuhiraukan.

 

Cho Hyun Ji tunggu aku. Aku akan menemukanmu. Dan tak akan melepaskanmu lagi. Jadi bersiap-siaplah hidup bersamaku selamanya.

 

 

 

***

 

Still Kyu Hyun pov

 

Akhirnya aku bisa menghirup udara yang sama dengan Hyun Ji. Ya, sekarang aku berada di Los Angeles. Tempat dimana separuh nafasku berada.

 

Aku tak langsung pergi ke hotel tempat dimana aku akan menginap selama berada disini, aku memutuskan pergi ketempat dimana Hyun Ji mungkin berada.

 

Setelah sampai aku segera masuk kedalam sebuah Café, yang dimana cafe tersebut banyak sekali pengunjung, dan kebanyak pria. Aish kenapa Hyun Ji membangun tempat seperti ini. Tempat ini memang cafe yang sekaligus tempat bermain game, pengunjung membawa laptop mereka masing-masing. Dan suara teriakan dimana-mana terdengar disini. Disini bisa dibilang ‘surganya Gamer’.

 

Kenapa Hyun Ji membangun tempat seperti ini, bukankah dulu dia sangat tidak menyukai game. Dulu dia sering memarahiku dan Ju Kyu karena sering lupa waktu ketika bermain game. Apakah saking cintanya padaku dia membuat tempat yang bisa membuat dia mengingatku. Hahahaha, sepertinya aku terlalu pede. Tetapi asalahnya aku berpikir seperti itu, siapa tahu benar.

 

Ketika pelayan datang bertanya pesananku aku sekaligus bertanya kalau atasan mereka ada. Tetapi dewi fortuna masih belum berpihak padaku, Hyun Ji tidak ada. Setelah menghabiskan segelas kopi, aku memutuskan beranjak ke hotel, mengistirahatkan diriku sejenak. Dan besoknya lagi aku akan mencari Hyun Ji. Haah aku sudah tidak sabar melihat Hyun Ji. Apakah sekarang dia tambah cantik? Haha.

 

 

 

***

 

Hyun Ji pov

 

 

Lima tahun sudah aku tak melihatnya. Bagaimana keadaan Kyu Hyun sekarang. Sejujurnya aku masih belum dapat melupakan Kyu Hyun. Aku sudah mencoba, tapi tetap tak bisa.

 

Aish Hyun Ji, kau sedang melamunkan suami orang. Bukankah Kyu Hyun sudah bahagia bersama Hye Ra.

 

Ceklek!

 

Aku mengalihkan pandanganku dari laptopku, melihat kedua anakku didepan pintu.

 

Kalian bertanya, dengan perkataanku?. Ya, aku sekarang sudah mempunyai dua anak. Jangan tanya siapa appanya, siapa lagi kalau bukan Cho Kyu Hyun, namja yang membuatku merasa susah bernafas saat dia tak ada disampingku.

 

Aku mengetahui Min Chan -anak Keduaku- berada dikandunganku, ketika aku sudah 2 minggu berada di LA. Ajjumma -kakak omma, dia tidak kawin- khawatir waktu aku sering muntah-muntah dan pusing, memeriksaku ke dokter. Dan aku sempat shock mendengar aku mengandung anak Kyu Hyun.

 

 

“Wae?” tanyaku kepada kedua anakku.

 

“Omma, Min Chan punya pekerjaan rumah” jawab Ju Kyu. Ju Kyu dia sudah besar, dan semakin tampan. Awalnya Ju Kyu sempat sulit berkomunikasi dengan teman-temannya, sehingga mengharus aku menunda dia masuk sekolah dulu, dan mengajarinya berbahasa disini. Untung dia pintar sehingga Ju Kyu cepat menguasai bahasa disini.

 

“Kyunie, bukankah biasanya kau yang sering membantu Min Chan” ucapku yang sudah kembali menghadap laptopku.

 

“Tapi, omma. Kurasa hanya kau yang bisa membantu Min Chan” ucap Hyun Ji terdegar ragu. Aku menatap Min Chan yang menunduk sedih dengan bibir yang mengerucut.

 

“Memangnya tentang apa?” aku mulai beranjak dari tempat duduku dan menuntun anak-anakku duduk disofa.

 

“Min Chan-a, katakan pada omma” seru Ju Kyu. Min Chan memberikan bukunya kepadaku. Aku segera membaca tulisan yang belum rapi itu.

 

Deg!

 

DEJAVU!

 

Astaga kenapa pekerjaan rumahnya sama dengan Ju Kyu dulu, apakah guru-guru sekarang tak punya stock PR lain.

 

“Description your Father” gumamku pelan, membaca tulisan yang ada dibuku Min Chan.

 

Aku melihat Ju Kyu meminta bantuan, tapi anak itu hanya mengangkat bahunya santai, dan mengalihkan pandangannya dariku sambil bersiul-siul tidak jelas. Aish, dasar anak ini.

 

“Omma, bisakah kau membantuku?” tanya suara yeoja kecil disampingku. Walaupun kami tinggal disini, tapi aku membiasakan anak-anakku berbicara bahasa korea.

 

“Mmmh, ne” ucapku ragu.

 

“Baiklah omma, aku siap” ucap Min Chan semangat untuk mendengarkan ‘dongengku’.

 

“Appa itu …” aku menghentikan kata-kataku, air mata ini rasa-rasanya hampir jatuh, ketika bayangan Kyu Hyun mulai hinggap dalam pikiranku. Selama ini sebisa mungkin aku berusaha menghilangkan Kyu Hyun dalam pikiranku. Dan sekarang aku harus mengahadirkannya lagi.

 

“Apa itu …” lagi-lagi aku tak dapat meneruskan kata-kataku. Aku menggigit bibir bawahku menahan air mata yang mulai mendesak keluar.

 

“Appa itu seorang namja yang tampan yang mempunyai kulit putih, hidung mancung, dan tubuh yang tinggi” ucapan Ju Kyu membuatku menatapnya, dan dia balik menatapku.

 

“Appa itu orang yang sangat baik dan orang yang sangat mencintai omma.. juga Min Chan dan aku tentunya” ucap Ju Kyu yang masih memandangku. Ternyata Ju Kyu masih mengingat ucapanku waktu itu. Waktu itu aku mengira dia akan melupakannya.

 

“Appa memiliki senyum yang sangat menawan, sehingga banyak yeoja yang tergila-gila dengan appa membuat omma cemburu. Tetapi appa tak pernah menghiraukan mereka dan setia kepada omma” setia? Ju Kyu-ya kau salah. Ju Kyu memang tidak tahu kenapa aku membawa dia kemari dan meninggalkan Ju Kyu. Sempat waktu Ju Kyu sadar dari komanya waktu dulu, dia mencari Kyu Hyun, dan membuat dia kembali drop karena terus-terus mencari Kyu Hyun. Tapi lama-kelamaan dia mulai terbiasa. Hanya sekali-kali dia bertanya dimana appanya.

 

“Apakah appa masih hidup?” aku meneteskan air mataku mendengar pertanyaan Min Chan. Ju Kyu sepertinya kaget karena pertanyaannya yang dulu seperti pertanyaan Min Chan sekarang.

 

“Omma, kenapa omma menangis?” tanya Min Chan terlihat wajah sedihnya.

 

Aku segera mengusap air mataku. “Ani, omma hanya kemasukan debu saja” aku mendengar suaraku yang bergetar menahan tangis.

 

“Min Chan-a bukankah kau sudah tahu bagaimana appa, kau mengerjakan di kamarmu saja, nanti oppa akan menyusul” ujar Ju Kyu yang sepertinya sudah tahu keadaanku.

 

“Ne. Omma aku keluar dulu” pamit Yeoja kecilku.

 

“Ne” jawabku sambil tersenyum.

 

Setelah Min Chan keluar, Ju Kyu mendekatiku dan memelukku. Seketika tangisku pecah, aku tak bisa membendung air mata ini lagi. Aku dan Ju Kyu menangis bersama, aku tahu dia juga merindukan Kyu Hyun.

 

“Mianhe Ju Kyu-ya” ucapku dalam tangis. Ju Kyu tak menjawab, hanya mengusap punggungku. Aku beruntung memiliki Ju Kyu, dia adalah anak dengan pemikiran dewasa. Aku seakan mempunyai pegangan saat aku mulai jatuh. Ju Kyu selalu menenangkanku.

 

 

***

 

 

Tak terasa sudah pagi, badanku rasanya tak bisa bergerak lagi. Kemarin setelah ‘acara menangis’ kami, aku meneruskan pekerjaanku yang tertunda.

 

Sekaranga aku menjadi ‘Programer’ khusus dibidang Games. Dulu waktu aku pindah awal kuliah disini, entah kenapa aku lebih mendalami ‘Pemrograman Games’. Mungkin waktu itu aku sedang mengandung Min Chan, dan karena appanya yang sangat meminati hal yang berbau Games, makanya aku tertular (?).

 

Sepertinya aku sudah sangat telat, aku memang mempunyai project dari pelangganku dan hari ini harus diberikan kepadanya. Membuatku tidur hanya sejam saja.

 

“Ajjumma, aku pergi dulu” pamitku kepada Song Ajjumma.

 

“Kau tidak sarapan dulu?”

 

“Ani, aku akan sarapan di Café saja” ucapku dan bergegas menuju mobilku.

 

“Hati-hati mengemudinya” sayup-sayup aku masih mendengar suara Song Ajjumma, sebelum mobilku keluar dari pelataran rumah kami.

 

 

—-

 

Akhirnya sampai juga. Aku segera memasuki Café-ku.

 

“YEAH!” teriakan itu langsung masuk kedalam telingaku ketika sudah masuk. Mereka memang seperti itu, selalu menyorakiku ketika aku datang. Mereka selalu melihatku seperti ‘Dewi Game’. Dan kalau aku datang seperti sekarang, mereka tahu kalau ada game baru yang akan mereka mainkan.

 

“G” itu adalah panggilanku disini, kata mereka, mereka susah mengucapkan namaku, maka dari itu mereka memanggilku G dari Hyun ‘Ji’(G).

 

“How about mygame? It is finished?” tanya Jack –pelangganku-.

 

“Of Course” jawabku.

 

“Hey, baby” sapa pengunjung setiaku disini. Dia memang selalu memanggilku seperti itu. Aku hanya tersenyum membalasnya.

 

Aku pun mulai berbicang-bincang diruanganku dengan Jack, mengenai Game dan harganya. Setelah semua fix, Jack keluar dari ruanganku dan aku tinggal menunggu uang datang kerekeningku.  XD

 

Yah kemabli lagi, membuat sesuatu yang baru. Sepertinya seharian aku akan bermesaraan dengan laptopku.

 

Entah sudah selama apa aku berkutat dengan laptopku. Badanku mulai pegal-pegal. Aku merenggangkan otot-otoku yang mulai kaku.

 

Tok.. Tok!

 

(*Anggap pake bahasa Amerika)

 

“Masuk”

 

“G, Ada yang mengacau diluar” ucap salah satu karyawanku.

 

“Siapa?” tanyaku heran. Tak pernah rejadi kerusuhan disini. Walaupun mereka saling mengumpat satu dengan yang lain –karena Game-  tetapi tak penah ada yang mengacau.

 

“Entahlah. Sepertinya orang baru, aku tak pernah melihat sebelumnya”

 

“Ah, sepertinya dia bukan orang asli disini, dia seperti.. yah sepertimu. Kelihatannya kalian satu Negara” lanjutnya. Satu Negara?

 

Aku pun segera bergegas keluar dan mendapati kerumunan, dimana didalam kerumunan aku melihat seeorang yang sepertinya biang dari keributan. Ternyata seorang pria.

 

“Permisi” ucapku setengah berteriak karena suasana yang sangat ramai.

 

“Permisi” akhirnya aku sampai juga didal kerumunan itu. Aku melihat seseorang pria yang katanya ‘satu Negara’ dengan ku melayangkan pukulannya kearah salah satu pengunjungku disini.

 

“STOP” teriakanku membuat laki-laki yang membelakangiku menghentikan tangannya yang hampir sampai dimuka pelangganku itu.

 

Pria itu membalikan badannya. Dan betapa kagetnya aku melihat seseorang yang sangat aku kenali. Seorang yang terus datang dalam pikiranku tanpa izin.

 

“Kyu Hyun-a” gumamku pelan.

 

“Hyun Ji” aku hampir terjengkal kebelakang saat dia memelukku tiba-tiba. Aku yang masih shock masih melebarkan mataku dan membeku dalam dekapannya.

 

“Bogoshipeo” bisiknya yang sangat dekat dengan telingaku.

 

“Hey, kau pria brengsek” pelukan Kyu Hyun terlepas dengan paksa karena seseorang yang berseteru dengannya tadi menariknya dan…

 

BUK!

 

“Aaaggghh!” aku berteriak kaget melihat kejadian yang berlangsung dengan cepat itu.

 

“Hey, cepat tahan dia” aku mulai berteriak tak jelas, ketika pria itu akan memukul Kyu Hyun lagi. Untung karyawanku segera melerai pria yang baru kusadari yang selalu memanggilku dengan sebutan ‘Baby’.

 

“Kyu-ya, gwenchana” ucapku agak khawatir melihat ujung bibirnya yang berdarah. Tapi bukannya merasa sakit, dia malah tersenyum.

 

“Ne, aku akan baik-baik saja kalau kau ada disisiku” ucapannya membuatku malu. Astaga saat-saat seperti ini dia masih saja mengucapkan kata-kata gombalnya.

 

“Kaja” aku membantunya berdiri dan memasuki ruanganku.

 

“Tunggu sebentar disini”

 

“Kau mau kemana?” dia menahan tanganku yang akan beranjak keluar.

 

“Aku akan mengambil es, untuk mengompres lukamu. Bodoh” dia terkekeh kecil dan melepaskan tanganku. Segera aku berlari kedapur serta mengambil es, dan menyuruh karyawanku membawakan kain. Setelah itu aku kembali keruanganku.

 

Aku mulai meletakan kompres di sudut bibirnya. “Ck, kau ini sangat bodoh Kyu Hyun-a, kenapa kau bisa berkelahi sementara temannya sangat banyak disini” aku mulai mengomel kepadanya.

 

“AWW” dia berteriak karena aku dengan sengaja menekan lukanya, aku kesal melihat dia hanya diam dan melihatku tanpa berkedip.

 

“Bisakah kau pelan-pelan saja. Kau tahu ini sangat sakit”

 

“Siapa suruh kau mencari rebut dengan mereka, hah?”

 

“Dia yang memancing emosiku”

 

“Bagaimana bisa?” aku memandangnya dengan pandangan bertanya.

 

“Aish sudahlah aku akan mulai emosi kalau mengingat perkataannya”

 

“Memangnya apa yang dia katakan?” tanyaku mulai penasaran.

 

“AWW YAK!” aku menekan lukanya lagi karena dia hanya diam saja tak menjawab pertanyaanku.

 

“Makanya ceritakan babo”

 

“Ck Baiklah”

 

“Namja sialan itu bilang, kau sangat seksi dan cantik dan dia berencana untuk mendapatkanmu. Kau tahu itu sangat menjijikan ditelingaku” ceritanya. Apakah dia sedang cemburu sekarang?.

 

“Hanya karena itu kau mau memukulnya?” tanyaku.

 

“Kau bilang hanya?” kulihat dia mulai emosi lagi. “Yak, dia merencanakan hal yang jahat padamu” ucapnya lagi.

 

“Dia memang seperti itu, tapi dia tak pernah menyentuhku”

 

“Yak, kau.. aish kau benar-benar”  sepertinya dia mulai kesal. Haha, sudah lama aku tak melihat wajah kesalnya ini. Apakah ini mimpi? Kyu Hyun sekarang ada didepan mataku.

 

“Wae? Kenapa melihatku seperti itu?. Ah baiklah aku tahu kau merindukan wajah tampanku. Lihatlah sepuasnya” dia mulai memposisikan dirinya didepanku, membuatku gugup karena Kyu Hyun sangat dekat denganku.

 

“Wae Ny.Cho? kenapa wajamu memerah hah?” aish dia mulai menggodaku.

 

“Udara disini sangat panas makanya membuat wajahku seperti ini” elakku dan mengalihkan pandanganku dari mata Kyu Hyun.

 

“Haha, kau tidak pandai berbohong Ny.Cho, kau tahu ruanganmu ini hampir membuatku membeku” ucapannya membuatku salah tingkah, memang benar ruanganku udaranya dingin.

 

“Siapa yang kau sebut Ny.Cho. Margaku Kim bukan Cho” walaupun hatiku setengah rela ketika mengucapkan kalimat itu. “Ny.Cho-mu bukankah ada dikorea” aku merasakan sakit ketika mengucapkan itu.

 

“Siapa?” tanyanya sok polos.

 

“Tentu saja Hye Ra”

 

“Hye Ra? Kenapa dengan yeoja gila itu” aku tertegun mendengar ucapannya.

 

“Yak, bagaimana bisa kau menyebut istrimu yeoja gila, kau yang gila”

 

“Istri? Hye Ra?” ckck Cho Kyu Hyun kau kebanyakan sok polos. “Istriku adalah kau Cho Hyun Ji, apa yang kau katakan?”

 

“Bukankah kau dan Hye Ra sudah menikah dan berbahagia karena tak ada lagi yang mengganggu hubungan kalian” ucapku agak kesal. Tapi apa yang kudapatkan dia malah tertawa tak jelas.

 

“YAK, kenapa kau tertawa. Hah?”

 

“Hahaha, Cho Hyun Ji aku dan Hye Ra belum menikah babo” ucapnya dan tiba-tiba memelukku. “Apakah karena itu kau meninggalkanku? Aku tak mencintai wanita lain selain kau. Hanya kau dihatiku, tak ada seorangpun yang dapat menggantikan posisimu dari hatiku” bisiknya.

 

Apakah ini benar-benar Cho Kyu Hyun atau ada malaikat yang masuk kedalam tubuhnya. Ah ani tidak mungkin malaikat, kalau setan masih masuk akal.

 

Kyu Hyun merenggangkan pelukannya dan membuat wajah kami sangat dekat. “Saranghae Cho Hyun Ji, Saranghae, Saranghae…”

 

Cup!

 

Sekarang setan yang masuk kedalam tubuhku, entah kenapa aku menciumnya. Aku yang mulai sadar akan melepaskan ciumanku, tapi dia malah menarik kepalaku dan mulai menciumku lembut.

 

Aku menunduk malu ketika ciuman kami terlepas. Dia terkekeh lagi, mungkin karena melihat wajahku yang merah lagi.

 

“Jangan pernah meninggalkanku lagi. Aku tak bisa hidup tanpamu Hyun Ji-ya. Kumohon” aku mengangkat wajahku dan melihat kearah Kyu Hyun. Aku melihat kesungguhannya didalam matanya.

 

Aku tersenyum dan memeluknya. “Bukankah kau masih hidup sampai sekarang Kyu-ya” ejekku menggodanya.

 

“Ne, aku memang masih hidup, tapi kau tahu aku sudah seperti orang gila yang setengah hidup tanpa kau” ucapnya dan semakin mengeratkan pelukan kami.

 

“Saranghae Cho Kyu Hyun”

 

“Nado Saranghae istriku” aku tersenyum mendengarnya.

 

 

 

***

 

 

“Aku mau pulang Kyu” ucapku yang berada didadanya. Sekarang kami berada dihotel yang ditempatinya selama ini. Kau tahu saking senangnya kami akhirnya meluapkan perasaan kami disini.

 

“Aaa ani, aku masih merindukanmu” ucapnya manja dan mengeratkan pelukannya.

 

“Tapi Ju Kyu pasti mencariku”

 

“Ah iya, bagaiman keadaan anak itu sekarang? aku sangat merindukannya”

 

“Apakah aku bisa tinggal bersamamu?” tanyanya lagi.

 

“Mmmh, tidak bisa”

 

“Yak, Wae?” tanyanya merajuk sambil mengerucutkan bibirnya lucu. Aku mengecup bibirnya singkat.

 

“Haha, kau lucu Kyu-ya. Aku bercanda. Kau bisa”

 

“Jinjja?” tanyanya kelihatan senang. Aku mengangguk.

 

“Kaja!, aku akan chek out dulu”

 

 

 

***

 

 

“Aku pulang”

 

“Omma” Min Chan segera berhambur dalam pelukanku.

 

“Omma, oppa menjahiliku terus” adu Min Chan kepadaku.

 

“Oppa? Nanti omma akan menghukum Ju Kyu oppa” ucapku membuat Min Chan tersenyum.

 

“Omma, waeso?” tanya Ju Kyu. “Oh, Appa” Ju Kyu segera berlari kearah Kyu Hyun yang berada disampingku dan memeluknya.

 

 

 

Kyu Hyun pov

 

“Aku pulang” ucap Hyun Ji

 

“Omma” seorang yeoja kecil berhambur kepelukan Hyun Ji. Siapa dia? Kenapa memanggil Hyun Ji omma? apakah Hyun Ji sudah menikah lagi dan mempunya anak?. Sungguh hatiku menjadi panas.

 

“Omma, oppa menjahiliku terus” adu yeoja kecil itu pada Hyun Ji-ku.

 

“Oppa? Nanti omma akan menghukum Ju Kyu oppa” ucapan Hyun Ji membuat anak kecil itu tersenyum.

 

“Omma, waeso?” apakah itu Ju Kyu? Wah dia sudah besar, dan setampan diriku. “Oh, Appa” ucap Ju Kyu yang menyadari kehadiranku dia segera berlari kearahku yang dan memelukku.

 

“Appa Bogosipeo” ucap Ju Kyu sambil melepaskan pelukan kami.

 

“Nado bogosipeo Ju Kyu-ya” ucapku sambil mengacak rambutnya.

 

“Kaja kita masuk dulu” ajak Hyun Ji. Karena daritadi kami hanya berdiri didepan pintu.

 

Aku memasuki rumah ini dengan memperhatikan sekeliling. Siapa tahu aku bisa menemukan foto suami Hyun Ji.

 

“Hyun Ji-ya” panggilku ketika sudah duduk diruang tengah rumah ini.

 

“Ne?”

 

“Apakah ..” aku harus menanyakan ini, supaya aku tak penasaran lagi. “Apakah kau sudah menikah lagi?” tanyaku hati-hati. Dia kelihatan terkejut.

 

Hyun Ji dan Ju Kyu saling memandang. Dan aku merasa ada sesuatu dibalik tatapan mata mereka. Seperti sedang berkomunikasi lewat mata. Kulihat Hyun Ji menunduk sedih. Apakah tebakanku benar.

 

“Ne appa” ucapan Ju Kyu membuat aku benar-benar berkaca-kaca. Kenapa dia tidak bilang kalau dia sudah menikah lagi, dan apa gunanya aku kemari?. Aku merasa menjadi namja yang sangat bodoh.

 

“Jongmal?” aku mulai merasakan suaraku yang bergetar.

 

“Omma, apakah dia appaku?” pertanyaan yeoja kecil itu membuatku bingung. Memangnya dia tidak tahu appanya?. Kenapa dia menganggapku appanya?.

 

“Mmmmffmp Hahahahahaha” tiba-tiba Hyun Ji dan Ju Kyu tertawa terbahak-bahak membuatku heran, bingung.

 

“Yak, kenapa kalian tertawa? Hah?”

 

“Hahaha, appa kau sangat bodoh. Mudah sekali membohongimu” ucap Ju Kyu dan mulai tertawa lagi. Jadi mereka mengerjaiku.

 

“YAK, KALIAN MENGERJAIKU?” teriakku kesal.

 

“Mianhe Kyu Hyun-a” ucap Hyun Ji setelah meredakan tawanya.

 

“Jadi siapa anak kecil ini? Jangan bilang kau mengangkat anak lagi?”

 

“Lagi?” tanya Ju Kyu.

 

“Ani” sela Hyun Ji cepat. Aish aku lupa kalau Ju Kyu tidak tahu kalau dia bukan anak kami. Apa sampai sekarang dia juga tidak tahu. Sepertinya memang tidak tahu, terlihat dari wajah panik Hyun Ji.

 

“Ah maksudku, waktu dulu kau membicarakan akan mengangkat anak. Apakah pembicaraan itu masih berlaku lagi” ucapku tak jelas.

 

“Appa, kau tak melihat wajah Min Chan yang sama persisi denganmu” syukurlah Ju Kyu tidak curiga.

 

“Min Chan? Apakah yeoja kecil dan manis ini namanya Min Chan?” tanyaku. Eh tunggu…

 

“Jadi, dia anakku?” pekikku terkejut.

 

Pletek!

 

“Tentu saja babo” aku seperti tak merasakan pukulan Hyun Ji dikepalaku dan menatap yeoja kecil yang dikatakan anakku ini.

 

“Tapi bagaimana bisa?” ucapku masih bingung.

 

“Ya bisalah. Aku baru tahu aku hamil setelah dua minggu di sini. Dan tentu saja anakmu Cho Kyu Hyun”

 

Aku segera menarik Min Chan kedalam pelukankku. Aah akhirnya aku benar-benar menjadi seorang appa.

 

“Min Chan-a mulai sekarang panggil aku appa”

 

“Apakah kau appaku?”

 

“Ne aku appamu Min Chan-a”

 

“APPA” teriak Min Chan sambil tertawa. Membuat kami semua juga ikut tertawa. Dan saling berpelukan seperti ‘Teletubies’.

 

Akhirnya ceritaku dan Hyun Ji berakhir dengan Happy Ending. Terima Kasih Tuhan!

 

 

***

 

Epilog!

 

Kyu Hyun pov

 

 

Drrt.. Drrt..

Aish siapa yang pagi-pagi sudah menelpon..

 

“Yeoboseyo” ucapku dengan suara serak.

 

“CHO KYU HYUN” aku menjauhkan ponselku, karena seseorang yang berteriak sangat keras. siapa lagi suara yang mempunya lengkingan yang sangat tinggi ini.

 

“Wae Chang Min-a?” tanyaku masih mengantuk.

 

“Yak, kenapa gajiku belum dinaikan juga”

 

“Gaji?”

 

“Ne. Kau sudah berjanji akan menaikan 50% kan?”

 

“Ah mianhe, sepertinya aku membatalkannya. Kau tahu? aku bertambah satu anggota keluarga jadi mau tak mau biaya kehidupanku juga akan bertambah. Maka dari itu, saya minta maaf sekertaris Shim, perjanjian kita BATAL”

 

“MWO? CHO KYU HYUN MATI KAU!”

 

 

 

_–

 

END

 

Akhirnya cerita ini selesai juga…

Bagaiman reader?

14 thoughts on “Omma, Where’s Appa? (Part 7 end)

  1. crtax bgus buanget, awalx sdh lhat kyuhyun sedih terus tp akhir bikin ketawa sendri lht kelakuan kyuhyun oppa yg evil jd melancolis.

  2. Kereeen banget ceritax. Bsa tdk thor di bwt sequelx. Soalx da bbrp bagian yg blm jls. Kyak spa sbnarx org tuax ju kyu. Trs gmna klanjutanx ai hyera psyco itu. Ma joong ki sepupux. Biar tambah seru.

Leave a reply to pinkyu5 Cancel reply