[Freelance] Omma, Where’s Appa? (Part 2)

WHERE

Author                  : PinKyu

Title                       : Omma, Where’s Appa? (Part 2)

Genre                   : Family, Romance

Type                      : Chaptered

Rating                   : PG +16

Main Cast            : Cho KyuHyun, Kim Hyun Ji (oc), Ju Kyu (oc)

Other Cast         : Song Joong Ki, Park Hye Ra

Disclaimer           : FF ini punyaku, hasil dari imajinasi yang ada dalam otakku J . Ini FF kedua yang aku buat.

N/B                        :

Typo! #Maklumi

Annyeong, ini part 2 nya selamat membaca. Jangan lupa Comment Yah! J

 

 

***

 

Author pov

 

Sesuai kesepakatan Hyun Ji datang ke rumah keluarga Cho. Sekarang Hyun Ji sedang duduk diruang tengah rumah keluarga Cho bersama dengan Tuan dan Nyonya Cho, Kyu Hyun – Ju Kyu, Ahra – suaminya dan Rin Chan. Untung hari minggu jadi semuanya tidak ada kegiatan bekerja, sekolah, maupun kuliah.

 

“Kami sudah memikirkannya. Dan kami memutuskan untuk menikahkan kalian berdua” ucap Tuan Cho.

 

“MWO?” pekik Hyun Ji dan Kyu Hyun bersama.

 

“Appa, apa yang kau katakan, aku dan yeoja ini tidak memiliki hubungan apa-apa” ujar Kyu Hyun setengah berteriak.

 

“Kyunie sudahlah jangan mengelak lagi, kau harus bertanggung jawab dengan apa yang telah kau lakukan” ucap Nyonya Cho lembut.

 

“Omma, percayalah. Aku tidak mungkin melakukan hal seperti itu”

 

“Cho Kyu Hyun berhentilah bersikap seperti anak kecil, kau sudah dewasa berfikirlah sesuai umurmu” bentak Ahra.

 

“Yak kenapa kau diam saja, bicaralah. Jelaskan sebenarnya” teriak Kyu Hyun kesal pada Hyun Ji.

 

 

Hyun Ji pov

 

Mungkin aku sudah gila sekarang. Melihat muka Ju Kyu seperti itu membuatku kasian kepadanya, dia benar-benar ingin memiliki seorang appa. Apakah aku harus menggunakan kesempatan ini. Tapi bagaimana dengan cita-citaku, aku juga masih muda masih tidak ingin terikat oleh pernikahan. Aaah… persetan dengan masa muda ku aku lebih memilih Ju Kyu bahagia. Maafkan aku Kyu Hyun-ssi.

 

“Mianheyo Kyu Hyun-a, aku tidak bisa lagi menanggung beban ini sendiri” ucapku memasang wajah sesedih mungkin.

 

“Mwo?” Sepertinya dia bingung. Keluarganya juga.

 

“Apakah kau lupa kejadian 5 tahun yang lalu. Bukankah kita.. kita..” aku menunduk sedih dan mencoba mengeluarkan air mataku. Aiish susah sekali mengeluarkan cairan itu. Aku tidak berbakat dalam akting. Tapi menuruku aktingku sudah bernilai 85%.

 

“YAK, apa yang kau bicarakan. Jangan bercanda Hyun Ji-ssi” pekik Kyu Hyun emosi.

 

“Cho Kyu Hyun berhenti mengelak. Kau membuatku malu dengan kelakuan mu. Pokoknya 2 hari lagi kalian menikah” bentak Tuan Cho. Aigoo aku hampir memekik kaget mendengar pernikahanku 2 hari lagi. Ini gila!

 

“Tapi Appa …”

 

“Cho Kyu Hyun” teriak noona dan orang tuanya membuat dia diam dan melihat kearahku kesal. Aku ngeri melihat tatapannya, dan akhirnya menundukan kepalaku takut-takut. Aish.. apakah keputusanku benar?.

 

 

***

 

Satu hari sebelum pernikahan..

 

“Jadi begitu omma, appa. Aku tak ingin melihat Ju Kyu sedih terus menerus” aku telah menjelaskan kepada orang tuaku. Mereka kaget ketika mendengar aku akan menikah dan mereka langsung terbang ke korea.

 

“Kumohon, omma dan appa menjaga rahasia ini” ucapku memelas.

 

“Tapi Hyunie pernikahan bukan hal yang mudah. Jangan bermain-main seperti ini” ucap ommaku.

 

“Aku telah memikirkan hal ini omma. Tenanglah aku akan menerima resiko apa pun nanti” ucapku meyakinkan orang tuaku.

 

“Hyunie kami hanya menyerahkan keputusan kepadamu. Kau sudah dewasa nak, appa yakin kau sudah bisa berpikir mana yang baik dan buruk untuk masa depanmu. Kami hanya berharap kau bahagia dengan keputusanmu” aku tersenyum dan memeluk appa dan ommaku.

 

“Gomawo omma, appa. Saranghae” ucapku tulus.

 

 

***

 

 

Hari H..

 

Author pov

 

“Aish aku sangat gugup sekarang” gumam Hyun Ji diruang gantinya. Dia sudah menggunakan gaun yang sederhana tapi elegan dan wajahnya telah dipoles dengan make up sedemikian rupa sehingga dia terlihat sangat cantik.

 

“Hyunie ayo kita keluar sekarang” ujar appanya yang masuk kedalam ruang ganti.

 

“Appa aku sangat gugup” Hyun Ji menggandeng lengan kiri appanya.

 

Appanya tertawa kecil. “Tenanglah. Tarik nafas dan buang perlahan” Hyun Ji melakukan apa yang appanya ucapkan. Appanya tersenyum menenangkan dan dibalas Hyun Ji juga.

Pintu gereja pun terbuka dan dentingan piano mengalun dengan indah, membuat jantung Hyun Ji yang tenang kembali berdetak cepat. Dia mengeratkan gandengan tangannya di lengan appanya dan mencoba tersenyum, walaupun terlihat sangat aneh. Setelah sampai didepan calon suaminya appa Hyun Ji menyerahkan tangan Hyun Ji ke Kyu Hyun.

 

“Jaga anakku Kyu Hyun-ssi” Kyu Hyun tersenyum paksa. Akhirnya mereka berdua berdiri di altar didepan seorang pendeta. Lalu pendeta mulai mengucapkan janji suci.

 

“Saudara Cho Kyu Hyun, bersediakah anda, dihadapan Allah dan disaksikan oleh sidang jemaat ini, berjanji untuk mencintai dan menghargai, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, didalam susah maupun senang. Menjadi suami yang baik, tempat bergantung bagi Kim Hyun Ji, dan hanya bagi dia, selama-lamanya hingga akhir hidupmu?”

 

Kyu Hyun terdiam. Hyun Ji siap kalau memang Kyu Hyun akan membatalkan pernikahan mereka, karena dia tahu Kyu Hyun tak menginginkan pernikahan ini.

 

Kyu Hyun berfikir lama, dia memang tidak menginginkan pernikahan ini, tetapi dia akan dibantai keluarganya kalau sampai dia membatalkannya.

 

“Aku.. aku bersedia” Hyun Ji membuka matanya yang sedari tadi tertutup. Terlihat Keluarga Cho dan Keluarga Kim menghembuskan nafas lega ketika mendengar jawaban Kyu Hyun.

 

“Saudari Kim Hyun Ji, bersediakah anda, dihadapan Allah dan disaksikan oleh sidang jemaat ini, berjanji untuk mencintai dan menghargai, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, didalam susah maupun senang. Menjadi istri tempat bergantung bagi Cho Kyu Hyun, dan hanya bagi dia, selama-lamanya hingga akhir hidupmu?”

 

Hyun Ji menghebuskan nafasnya. ‘Inilah akhir dari masa lajangku”, batinnya.

 

“Aku bersedia” ucapnya mantap.

 

“Aku nyatakan sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri” semua menepuk tangan terharu.

 

Setelah itu Kyu Hyun dan Hyun Ji menyematkan cincin dimasing-masing jari pasangan mereka. Hyun Ji hampir menjatuhkan cincin itu karena tangannya gemetar. Tetapi untung kejadian itu tidak terjadi.

 

Dan sekarang waktu yang ditunggu-tunggu semuanya, kecuali Hyun Ji dan Kyu Hyun. Kyu Hyun mendekatkan wajahnya kewajah Hyun Ji. Hyun Ji gugup menutup matanya. Dia rela firs kiss-nya diambil Kyu Hyun yang sudah menjadi suaminya sekarang.

 

Cup..

 

Kyu Hyun mencium kening Hyun Ji. Para ‘audience’ mendesah kecewa, tapi akhirnya tersenyum bahagia dan bertepuk tangan.

 

 

Resepsi pernikahan mereka diadakan di hotel mewah. Tentu saja!. Keluarga Cho dan Kim adalah orang kaya, sangat mudah bagi mereka membuat acara pernikahan yang terbilang cukup mewah. Walaupun sangat mendadak seperti ini.

 

“Omma, appa” pekik Ju Kyu menghampiri Hyun Ji dan Kyu Hyun dengan senyum tiga jarinya. Hyun Ji pun tersenyum melihat Ju Kyu yang sangat bahagia dan langsung menggendong Ju Kyu.

 

“Omma, omma sangat cantik” ucap Ju Kyu jujur membuat Hyun Ji tersenyum.

 

“Gomawo Kyunie. Kau juga tampan dengan jasmu ini. haha”.

 

“Hey, itu namaku” seru Kyu Hyun disamping Hyun Ji.

 

“Itu juga nama anakku” ucap Hyun Ji ketus.

 

“Appa, kau juga sangat tampan”

 

“Ne tentu saja aku tampan. Sangat tampan malah” ucap Kyun Hyun percaya diri.

 

“Ne. Appa tampan seperti aku, anakmu!” ucap Ju Kyu bahagia tetapi ada kenarsisan didalamnya, membuat Hyun Ji terkekeh geli.

 

“Aku bukan appamu dan kau bukan anakku” ucap Kyu Hyun tajam. Membuat Hyun Ji melototkan matanya karena melihat Ju Kyu menunduk sedih. Kyu Hyun balas melotot seakan mengatakan -Aku benar bukan?-

 

***

 

Kyu Hyun dan Hyun Ji sampai di rumah mewah yang sudah disiapkan orang tua mereka.

 

“Hah, sangat melelahkan” desah Hyun Ji dan membaringkan tubuhnya di ranjang yang sudah ditaburi bunga mawar merah.

 

“Aish, ini apa-apaan lagi” ucap Hyun Ji kesal dengan bunga-bunga itu. “Mengganggu saja” gerutunya dan mencoba membaringkan tubuhnya lagi.

 

Hampir saja Hyun Ji tertidur tapi kembali terbangun ketika mendengar suara pintu yang berasal dari kamar mandi terbuka dan munculah Kyu Hyun yang menggunakan kaos dan celana panjang. ‘Sepertinya dia habis mandi’ batin Hyun Ji melihat Kyu Hyun yang kelihatan segar.

 

 

Hyun Ji pov

 

Ceklek!

 

Aku membuka mataku dan melihat Kyu Hyun keluar dari kamar mandi. Aku sadar masih menggunakan gaun pengantin yang membuatku tersiksa ini. Aku pun memutuskan mandi, dans dengan susah payah aku bangun dan berjalan kekamar mandi.

 

Hampir saja aku tertidur karena merasakan nyamannya berendam dengan air hangat. Aku memutuskan menyelesaikan mandiku agar supaya dapat membaringkan tubuhku yang lelah ini. Setelah habis mandi, aku sadar tidak membawa baju ganti.

 

“Aah otthoke?” aku pun mengambil handuk yang hanya menutup sedikit pahaku sampai bagian dada.

 

“Apakah dia sudah tidur?” aku bolak-balik didepan pintu kamar mandi. Dan memutuskan untuk mengintip sedikit.

 

“Sepertinya dia sudah tidur” kubuka pintu kamar mandi dan melangkah sambil menjinjitkan kakiku agar supaya dia tidak terganggu dari tidurnya. Karena bisa gawat kalau dia bangun dan menemukan keadaanku seperti ini, bisa-bisa setan dalam dirinya muncul. Bukan aku pede, hanya saja memang seperti itukan laki-laki.

 

Setelah mengambil pakaianku akupun cepat-cepat melangkah kekamar mandi.

 

“YAK” aku kaget mendengar suara teriakan itu dan tak sadar handuk yang kupegang untuk menahan supaya menutupi tubuhku, terlepas dari tubuhku. Aku menundukan kepalaku dan melihat tubuhku..

 

“AAAAAAAGGGGHHHH”

 

 

 

Kyu Hyun pov

 

Hah sangat lelah sekali hari ini, seharian berdiri dan menjabat tangan para tamu yang sangat banyak, maklumlah aku harus memasang wajah ramah kepada relasi appa, karena sebentar lagi aku akan bekerja di perusahan appa. Perusahan keluargaku. Aku pun memutuskan berbaring di ranjang mengistirahatkan tubuhku.

 

“Hah, sangat nyaman”

 

Aku menutup mataku. Cukup lama aku berbaring tapi tak kunjung tertidur, dan tiba-tiba terdengar pintu kamar mandi terbuka, tapi tak terdengar suara kaki yang keluar. Akupun membuka mataku dan melihat seseorang yang sudah menjadi istriku itu, mengendap-ngendap seperti pencuri, dia sepertinya tak menyadari kalau aku memperhatikannya. Hahaha, aku akan mengagetkannya. Pada saat dia hendak membuka pintu kamar mandi aku berteriak.

 

“YAK” dia kaget, berhasil! . tapi aku lebih kaget lagi saat handuk yang menutupi tubuhnya jatuh dan aku bisa melihat tubuh belakangnya dengan sangat jelas. OMO! Aku menelan ludahku dengan susah payah.

 

“AAAAAAGGHHHHH!” dia berteriak sangat kencang membuatku menutup telinga dengan kedua tanganku. Aku yakin tetangga pasti terbangun akibat teriakannya itu.

 

Kulihat dia langsung mengambil handuknya dan berlari masuk kekamar mandi. Kupegang dadaku yang berdentum kencang, astaga mataku sudah tidak ‘perjaka’ lagi.

 

Aku mencoba tidur lagi, tapi.. Aish! Kenapa aku tidak bisa menghilangkan ‘penampakan’ itu dari otakku.

 

 

Author pov

 

“Aaaaghh, aku tak mau keluar dari sini. Omma,appa! Otthoke, aku sudah tidak suci lagi. Huhuhu…” Hyun Ji tidak berani keluar dari kamar mandi akibat kejadian yang baru saja terjadi. Dia benar-benar malu sekali.

 

“Aish tapi aku harus keluar, tidak mungkin aku tidur disini”

 

Hyun Ji memutuskan keluar dari kamar mandi. Dilihatnya Kyu Hyun yang telah memejamkan matanya. ‘Apakah dia sudah tidur?’, pikirnya. Hyun Ji pun keluar dari kamar pengantin itu dan memutuskan tidur dikamar lain. Yang dia tahu dirumah itu mempunyai 3 kamar.

 

Hyun Ji berjalan kekamar yang berseblahan dengan kamar pengantin. Dia mencoba untuk memutar kenop pintunya tapi tak kunjung terbuka.

 

“Aish dikunci” Hyun Ji turun kelantai 1, dimana ada kamar satunya lagi. Tapi lagi-lagi tak bisa dibuka.
“AAahh kenapa pintunya dikunci semua. Apa aku harus membangunkan Kyu Hyun dan menanyakan kuncinya. Aish.. ani,ani aku masih malu berhadapan dengannya”

 

Akhirnya Hyun Ji memutuskan tidur di sofa tanpa bantal dan selimut, karena dia tak mau kembali kekamar yang dimana ada Kyu Hyun itu. Dia harus menekuk kakinya dan memeluk tubuhnya karena udara yang dingin.

 

***

 

Keesokan harinya…

 

Ting Tong..

 

Terdengar suara bel yang berbunyi dirumah pengantin baru -Kyu Hyun dan Hyun Ji-.

 

Ting Tong.. Ting Tong.. Ting Tong..

 

Orang yang menekan bel sepertinya terdengar sudah tak sabaran menunggu orang didalam rumah membuka pintu. Kyu Hyun yang merasa terganggu akhirnya turun dan membuka pintu dengan mata yang terpejam mengantuk.

 

“Yak, kenapa lama sekali membuka pintunya” pekik Ahra, tamu pertama mereka.

 

“Ck, noona bisakah kau tidak berteriak-teriak di pagi buta seperti ini” ucap Kyu Hyun kesal.

 

“Yak, apanya pagi buta. Ini sudah siang. Babo!. Ah aku tahu mungkin aku mengganggu pengantin baru. Mianhe. Aku hanya ingin mengantarkan Ju Kyu yang merindukan appa dan ommanya” Ahra langsung masuk tanpa ijin kedalam rumah sambil menggandeng  Ju Kyu.

 

“Omo, apa-apaan ini” Ahra kaget yang melihat Hyun Ji tertidur meringkuk disofa, Kyu Hyun melihat apa yang membuat noona nya kaget.

 

“Yak, Cho Kyu Hyun kalian tidak tidur satu kamar. Malah kau membiarkan istrimu tidur disofa? Laki-laki macam apa kau ini?” bentak Ahra.

 

“Ani noona. Aku.. aku tidak tahu kalau dia tidur disini”

 

“Bagaimana kau tak tahu. Kalian satu rumah dan kau tak tahu?”

 

Hyun Ji yang mendengar keributan membuka matanya dan melihat Ahra yang bermuka murka.

 

“Omma” Ju Kyu menghampiri Hyun Ji dan memeluknya.

 

“Oh, Kyunie kau sudah datang?” ucap Hyun Ji dengan suara serak. Ju Kyu mengangguk

 

“Omma dimana adikku?” tanya Ju Kyu.

 

“Adik?” tanya Hyun Ji bingung.

 

“Ne. Kemarin aku ingin ikut omma dan appa pulang tapi Ahra ajjumma bilang, kalau aku ingin punya adik aku tidak boleh ikut, kata ajjumma, omma dan appa akan buat adik untukku. Jadi mana adikku omma?” ucap Ju Kyu polos.

 

“Noona, kau bilang begitu kepada anak kecil. Hah?” seru Kyu Hyun kesal. Sedangkan noonanya hanya cengengesan.

 

“Appa, mana adikku?” rengek Ju Kyu.

 

“Kyunie, tidak ada adik untukmu. Itu.. bukan begitu.. eh .. bagaimana yah!” ucap Hyun Ji bingung bagaimana menjelaskan hal seperti itu kepada anak kecil.

 

“Kyunie, ayo kita makan. Bukankah kita bawa makanan untuk omma dan appamu” ucap Ahra mengalihkan topik pembicaran. Dan lansung menarik Ju Kyu ke meja makan.

 

Ju Kyu hanya mengikuti Ahra dengan muka yang cemberut meninggalkan Kyu Hyun dan Hyun Ji. Kyu Hyun melihat Hyun Ji dan kebetulan Hyun Ji juga melihat kearahnya. Kyu Hyun menurunkan pandangannya dari atas sampai bawah, Hyun Ji yang menyadari tatapan Kyu Hyun merasa malu mengingat kejadian semalam.

 

“Yak, apa kau lihat-lihat. Dasar mesum!” ucap Hyun Ji meletakan tangannya menyilang didada.

 

“Cih, siapa yang melihatmu. Lagipula aku tidak tertarik dengan tubuh ratamu” ucap Kyu Hyun santai.

 

“Mwo? Kau..” Hyun Ji akan menyemprotkan kata-katanya kepada Kyu Hyun tapi Kyu Hyun sudah beralu dan pergi menuju ke meja makan. Membuat Hyun Ji mengumpat kesal. Dia pun mengikuti Kyu Hyun dan lainnya kemeja makan.

 

 

***

 

Sudah dua minggu Kyu Hyun dan Hyun Ji menjadi suami istri. Dan tentu saja mereka tak tidur sekamar, Hyun Ji tidur dikamar bawah dan Kyu Hyun dilantai atas, sedangkan Ju Kyu tidur dikamar samping kamar Kyu Hyun.

 

“… dan begitulah si babi mendapat tempat diperternakan itu. Dia bahagia sangat bahagia..” ucap Hyun Ji yang sedang membacakan dongeng kepada Ju Kyu.

 

“Omma keluarlah aku sudah bilang, aku sudah besar aku tak perlu mendengarkan dongeng sebelum tidur. Aku akan tidur sendiri, omma keluarlah dan tidur juga”

 

“Yak, kau mengusir omma” ucap Hyun Ji cemberut.

 

“Ani” Cup! Ju Kyu mengecup pipi ommanya. “Jaljayo omma” Ju Kyu menarik selimutnya dan menutup matanya. Hyun Ji tersenyum dan mengecup dahi Ju Kyu sebelum keluar dari kamar anaknya.

 

Hyun Ji memutuskan untuk menonton tv karena masih belum mengantuk.

 

Ceklek!

 

Hyun Ji melihat Kyu Hyun yang berwajah lelah masuk kerumah mereka. Hari ini Kyu Hyun memang lembur, dia bekerja di perusahan keluarganya.

 

“Kau sudah pulang?” tanya Hyun Ji basa-basi. Mereka memang jarang berbicara. Bahkan tak pernah bicara kalau bukan hal yang penting.

 

Kyu Hyun menggangguk dan duduk disamping Hyun Ji menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa. Mereka terdiam, Kyu Hyun memejamkan matanya lelah sedangkan Hyun Ji sibuk mengganti chanel mencari acara yang bagus.

 

“Hyun Ji-ssi” panggil Kyu Hyun memecahkan keheningan.

 

“Mmh”

 

“Sebenarnya kenapa kau berbohong dan membiarkan aku masuk kedalam pernikahan bodoh ini?” Hyun Ji terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba Kyu Hyun, memang mereka tak pernah membahas soal ini. Dia berpikir Kyu Hyun tak akan mengungkitnya tapi dia salah.

 

“Mm, mianhe Kyu Hyun-ssi. Aku sebenarnya juga tak ingin pernikahan ini …” ucap Hyun Ji pelan tapi masih dapat didengar Kyu Hyun.

 

“Aku kira kau menyukaiku pada pandangan pertama sehingga kau berbohong” ucap Kyu Hyun santai, membuat Hyun Ji mencibir.

 

“Cih, kau terlalu percaya diri Kyu Hyun-ssi” ucap Hyun Ji ketus.

 

“Lalu?”

 

“Aku melakukan ini karena Ju Kyu. Dia sangat mengharapkan seorang appa …”

 

“Tapi kenapa harus aku”

 

“Ck, kalau saja Ju Kyu menyangka orang lain sebagai appanya, aku akan menikah dengan orang itu” ucap Hyun Ji dingin.

 

“Dan sayangnya aku adalah orang yang tak beruntung itu” ucap Kyu Hyun ketus.

 

“Tapi… kenapa dia menganggapku appanya. Jadi dimana appanya sebenarnya?” tanya Kyu Hyun yang mulai penasaran. ‘Jangan bilang aku menikah dengan istri orang’, batin Kyu Hyun.

 

“Dia tidak punya appa” ucap Hyun Ji menundukan kepalanya.

 

“Apa kau hamil diluar nikah?” tanya Kyu Hyun polos.

 

Pletak!

 

“Yak kenapa kau memukulku” pekik Kyu Hyun kesal sambil mengusap kepalanya yang sakit.

 

“Aku tidak semurahan itu babo!” ucap Hyun Ji kesal.

 

“Lalu apa maksudmu dia tak punya appa, appanya meninggal begitu?” Hyun Ji menggeleng.

 

“Dia tidak punya appa, dan kalau kau berpikir aku menikah dan suamiku mati kau salah, aku tak pernah menikah sebelum ini. Dan aku tak hamil diluar nikah” ucap Hyun Ji penuh penekanan.

 

“Lalu bagaimana kau hamil kalau kau belum menikah dan tidak hamil diluar nikah?” seru Kyu Hyun yang mulai kesal, Karena Hyun Ji yang bertele-tele.

 

“Apakah Ju Kyu keluar melalui kuku kakimu. Hah?” lanjutnya. Hyun Ji ingin memukul kepala Kyu Hyun lagi tapi sudah ditahan oleh Kyu Hyun.

 

“Ju Kyu bukan anakku. Babo!” ucap Hyun Ji kesal.

 

“Yak, kau mengatakan aku babo. Aish.. sudahlah, jadi Ju Kyu bukan anak kandungmu?” ucap Kyu Hyun. Entah mengapa dia merasa lega mendengar itu.

 

“Ne. Tapi dia sudah kuanggap sebagai anak kandungku sendiri” ucap Hyun Ji yang mulai melembut.

 

“Jadi, bagaimana kau bisa mendapatkan Ju Kyu?, kau mengambilnya dari panti asuhan? Bukankah kau masih muda kenapa malah mengangkat anak?” tanya Kyu Hyun bertubi-tubi.

 

“Tidakkah kau lihat ini sudah larut malam Tuan Cho. Sebaiknya kita tidur” ujar Hyun sambil menguap. Kyu Hyun melihat jam dipergelangan tangannya. 12.25. Ternyata memang sudah hampir subuh. Mereka pun memutuskan untuk masuk kekamar masing-masing setelah mematikan tv.

 

 

***

 

Hyun Ji sudah siap-siap menuju kampusnya. Setelah memastikan Ju Kyu sudah berpakaian rapi untuk kesekolah dia mengajak Ju Kyu untuk pergi. Kegiatannya memang seperti itu, mengantar Ju Kyu dan pergi ke kampus. Kalau pulang Ahra yang akan menjemput Ju Kyu. Sebenarnya Hyun Ji tidak ingin merepotkan kakak iparnya itu, tapi Ahra bilang ..

 

“Lagipula aku juga menjemput Ha Ni sekalian saja menjemput Ju Kyu, bukankah kau kuliah, apakah kau tega membiarkan Ju Kyu sendiri dirumah?”

 

Akhirnya Hyun Ji pasrah dan membiarkan Ahra menjemput Ju Kyu. Setelah pulang dari kampus lalu dia akan menjemput Ju Kyu di rumah Ahra.

 

 

***

 

 

Hyun Ji pov

 

“Annyeong onnie!” seruku melihat Ahra onnie membuka pintu.

 

“Oh waeso?”

 

“Mmh, mianhe onnie aku lama pulang soalnya tadi ada yang harus aku selesaikan”

 

“Ne Gwenchana . Ayo masuk, Ju Kyu sudah tidur. Mungkin kelelahan bermain dengan Ha Ni”

 

Aku mengikuti Ahra onnie berjalan kekamar Ha Ni. Sesampainya disana kami menemukan Ha Ni yang mencium pipi Ju Kyu. Aigoo lucu sekali!. Ha Ni kaget melihat kedatangan kami.

 

“Yak, kau mencuri kesempatan. Oeh!” seru Ahra onnie pelan.

 

“Hehe.. aku gemas melihat Ju Kyu, omma” ucapnya tertawa kecil. Aku ikut tertawa.

 

“Onnie aku pulang dulu. Gomawo sudah menjaga Ju Kyu” pamitku setelah membaringkan  Ju Kyu kedalam mobil.

 

“Ne, tak usah dipikirkan” ucap onnie tersenyum aku balas tersenyum. “Hati-hati” ucap Ahra onnie sebelum aku pergi. Aku melambaikan tanganku dan menjalankan mobil.

 

Setelah sampai dirumah aku melihat mobil Kyu Hyun terparkir di garasi. Ternyata dia sudah pulang, aku melihat jam, hampir jam 8. Aku turun dari mobil dan menggendong Ju Kyu yang sudah tertidur pulas.

 

“Kau baru pulang?” tanya Kyu Hyun. Tumben.

 

Aku hanya mengganggukan kepala dan berjalan kelantai atas kamar Ju Kyu membaringkan di tempat tidurnya. Sebelum itu aku mengganti seragam Ju Kyu dengan baju tidur. Mencium keningnya dan keluar kamar.

 

“Ah, hari ini sangat melelahkan” ucapku sambil merenggangkan tubuhku.

 

“Memangnya kau melakukan apa sampai kelelahan seperti itu” aku terkejut mendengar suara berat itu.

 

“Oh, Kyu Hyun-ssi. Kau mengagetkan ku saja” ucapku mengelus dadaku. Dia hanya diam dan masuk kedalam kamarnya. Aish, dasar aneh.

 

Aku memutuskan mandi dan tidur. Sebelum mataku tertutup aku mendengar bunyi handphoneku. Ternyata ada satu pesan.

 

From:    Joong Ki ~

 

Hyun Ji-ya buku kita tertukar. Aku akan mengambilnya besok dikampus ^^

 

Benarkah? Aku mengecek tasku dan aku menemukan buku asing. Setelah melihat nama pemilik buku, ternyata benar ini punya Joong Ki.

 

To:          Joong Ki ~

 

Ne. Mianhe sepertinya aku salah mengambil buku :p

 

Setelah mengirim pesan aku berbaring dan tanpa sadar sudah tertidur.

 

 

***

 

In Ha University..

 

“Mana?” ucap Joong Ki menengadakan tangannya sambil tersenyum. Aish, senyumannya menyilaukan.

 

“Ini. Lalu buku ku?” ucapku sambil memberikan bukunya. Dia membuka tasnya dan mengambil buku milikku.

 

“Gomawo” dia hanya tersenyum dan duduk disampingku.

 

Joong Ki adalah teman sekelasku, dia sangat baik. Sebenarnya aku ada perasaan padanya, tapi aku tak berani mengungkapkan. Walaupun sekarang KATANYA yeoja bebas mengungkapkan perasaan pada namja, tapi tidak akan aku lakukan, aku takut Jong Ki akan menjauh dari ku. Dan aku membenci kalau tidak melihat senyumnya lagi.

 

Kami mendengarkan dosen dengan serius. Sekali-kali aku mencatat apa yang dosen katakan.

 

 

 

Kantin In Ha…

 

“Joong Ki-ya aku tak mengerti soal no 3 yang diberikan dosen tadi. Biasakah kau mengajarkanku nanti” ucapku sambil mengunyah makananku.

 

Joong Ki terkekeh. “Yak, kalau sedang makan jangan berbicara. Aku akan mengajarkanmu nanti”. Aku mengangguk sambil tersenyum dan memakan makanan ku lagi.

 

Joong Ki lagi-lagi tertawa, aku menatapnya bingung. “Ada nasi di situ” ucapnya sambil menunjuk mulutku. Aku ingin membersihkan tapi tangan Joong Ki sudah lebih dulu membersihkannya. Aku menunduk malu, astaga mungkin mukaku sudah memerah.

 

“Bagaimana kalau aku ajarkan dirumahmu saja…”

 

“Andwae” teriakanku berhasil membuat Joong Ki kaget dan menatapku bingung.

 

“Wae?” memang tidak ada yang tahu kalau aku sudah menikah selain keluarga Cho dan keluargaku. Serta tamu undangan yang tak kukenal.

 

“Mmh, rumahku sangat kotor” ucapku asal.

 

“Ne?” Joong Ki mengerutkan dahinya mungkin bingung.

 

“Ah maksudku, rumahku.. rumahku..”

 

“Ayolah Hyun Ji-ya aku tak pernah kerumahmu” ucap Joong Ki memelas. Membuatku luluh dengan tatapan memohonnya. Aish.. kalau dia sudah mengeluarkan jurus seperti ini, mau bagaimana lagi.

 

“Baiklah” ucapku akhirnya.

 

Setelah kelas kami selesai aku dan Joong Ki pergi kerumahku. Tentu saja aku tidak akan membawanya kerumah aku dan Kyu Hyun. Aku membawa kerumah lamaku. Kami menggunakan kendaraan masing-masing. Dia membawa motornya dan aku membawa mobilku sendiri.

 

Setelah sampai aku mempersilakan duduk dan meninggalkannya membuat minuman. Untung aku sempat menelpon Kim Ajjumma tadi, jadi bisa memberikan jamuan kepada ‘tamu specialku’.

 

“Minumlah” ucapku meletakan minuman dan sedikit cemilan.

 

“Gomawo” dia meminum minumannya sedikit. Aku duduk disampingnya dan mulai membuka buku bersiap diajari.

 

“Kau tinggal sendiri?” tanyanya.

 

“Ne. Sebenarnya bersama Kim Ajjumma tapi dia baru-baru permisi untuk pulang”

 

“Kim Ajjumma?”

 

“Ne, dia adalah pelayanku sejak kecil. Tapi sudah kuanggap keluarga” Joong Ki hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

 

“Ok. Sekarang waktunya ajarkan aku Sam” ucapku riang. Joong Ki tertawa dan mulai mengajarkan ku. Inilah nilai plus darinya selain tampan, baik, dia juga pintar. ‘Joong Ki-ya I Love U’ batinku.

 

 

Author pov

 

Hari semakin larut Hyun Ji dan Joong Ki tak sadar, mereka asik belajar sambil sesekali mengobrol dan tertawa apabila ada hal yang lucu.

 

Ddrrt.. Drrt..

 

Handphone Hyun Ji tiba-tiba berdering, membuat mereka menghentikan aktivitas mereka. Hyun Ji mengangkat telpon tanpa melihat siapa yang menelponnya.

 

“Yeoboseyo”

 

“Yak, kau dimana hah? Kau tak sadar ini sudah larut malam” teriak orang diseberang membuat Hyun Ji menjauhkan telinganya dari handphonenya.

 

“Nugu?” tanya Joong Ki. Karena teriakan itu sangat keras membuat dia bisa mendengarnya. Hyun Ji melihat siapa yang menelpon dan kaget ketika nama Kyu Hyun yang tertera. Hyun Ji sedikit menjauh.

 

“Yak, kau mendengarku tidak. Apakah kau dangan seorang namja sehingga melupakan anakmu” pekik Kyu Hyun yang terdengar kesal mendengar suara namja.

 

Hyun Ji menepuk dahinya dia melupakan Ju Kyu.

 

“Ah Mianhe aku lupa”

 

“Aish sudahlah. Tidak usah pergi kerumah noona, aku sudah menjemput Ju Kyu” Kyu Hyun langsung menutup telponnya.

 

“Aish. Dasar tidak sopan” gerutu Hyun Ji kesal.

 

“Mmh, Hyun Ji-ya sepertinya aku pulang saja. Ini sudah larut” ucap Joong Ki.

 

“Ne” Hyun Ji mengantar Jong Ki keluar.

 

“Gomawo atas hari ini” ucap Hyun Ji dengan senyuman semanis mungkin. Jong Ki membalas senyumnya dan mengacak rambut Hyun Ji, lagi-lagi membuat pipi Hyun Ji bersemu.

 

“Aku pulang. Jaljayo!” Hyun Ji melambaikan tangannya. Setelah memastikan Joong Ki sudah hilang dari pandangannya. Di buru-buru lari kedalam rumahnya dan mengambil tasnya untuk pulang.

 

“Aish apakah Kyu Hyun akan marah?” gumam Hyun Ji. Dan menjalankan mobilnya.

 

 

***

 

Kyu Hyun pov

 

“Apa-apaan dia, melupakan anaknya dan bersenang-senang dengan namja yang mungkin pacarnya itu”

 

“Apa dia lupa dia itu sudah menikah?” aku mengacak rambutku kesal.

 

Ada apa denganku kenapa aku jadi kesal kalau dia bersama namja lain. Ani aku tak mungkin mempunyai perasaan padanya. Aku kesal karena dia merepotkanku sehingga membuatku harus menjemput Ju Kyu. Ne! seperti itulah.

 

Ceklek!

 

Aku mendengar pintu rumah terbuka. Pasti dia. Aku pura-pura menonton tv.

 

“Annyeong Kyu Hyun-ssi. Apakah Ju Kyu sudah tidur?” aku meliriknya kesal.

 

“Yak, kau dari mana saja hah? Ahra noona memarahiku karena kau lama menjemput Ju Kyu” sebenarnya noona tidak marah, dia menelponku karena Hyun Ji tidak mengangkat telponnya untuk menjemput Ju Kyu. Hanya alasanku saja untuk memarahinya.

 

“Benarkah? Onnie marah?” tanyanya panik. Tahu rasa kau, makanya kalau sudah menikah, apalagi punya anak jangan sibuk pacaran.

 

“Ne. bersyukurlah aku tak melaporkan kepada noona kalau kau asik berselingkuh dan melupakan anakmu”

 

“Selingkuh? Aku tidak berselingkuh” elaknya.

 

“Tidak berselingkuh? Jelas-jelas aku mendengar suara namja tadi. Kau masih mengelak hah?” ucapku mulai emosi. Sudah tertangkap basah masih saja berbohong.

 

“Aku tidak berselingkuh Kyu Hyun-ssi. Dia hanya temanku, tadi aku belajar dengannya sehingga lupa waktu”

 

“Tidak ada belajar sampai tengah malam seperti ini”

 

“Aku mengatakan hal yang benar”

 

“Kim Hyun Ji. Bisakah kau tak berbohong?” teriakku. Aku tak perduli ini sudah tengah malam, dia benar-benar membuatku emosi, karena berbohong.

 

“Terserah padamu Kyu Hyun-ssi, aku menjelaskan sampai mulut berbusapun kau tak akan percaya. Lagipula bukan urusanmu aku bersama siapa?” ucapnya tajam. Dan berlalu begitu saja masuk kekamarnya sambil membanting pintu.

 

“YAK, aku tidak keberatan kau pergi dengan siapa, tapi jangan pernah merepotkanku” teriakku. Dia pasti mendengarkannya

 

Aku berjalan sambil menghentakan kaki kesal. Masuk kekamar dan membanting pintu ku keras. Aku sangat membencinya.

 

 

***

 

TBC

 

Comment…

13 thoughts on “[Freelance] Omma, Where’s Appa? (Part 2)

Leave a reply to shelfta gyu Cancel reply